Sekilas Mengenai Gerakan Children of God

Krisis kepercayaan terhadap agama sejak 1960-an di Amerika menyuburkan tumbuhnya berbagai gerakan sekte keagamaan baru yang menjanjikan penyelamatan di hari kiamat. Salah satu dari gerakan keagamaan dan sekte tersebut adalah Children of God. Gerakan keagamaan yang belakangan dikenal sebagai Family of Love (FOL), dan The Family, adalah sebuah gerakan sekte keagamaan yang dimulai pada 1968 di Huntington Beach, California, Amerika Serikat. Gerakan ini merupakan bagian dari Jesus Movement (Gerakan Yesus)  yang muncul di sekitar 1960-an yang sebagian besar anggotanya berasal dari gerakan hippie.  Gerakan ini adalah salah satu dari banyak gerakan lainnya yang membangkitkan kontroversi sekte dalam kurun waktu 1970 hingga 1980 di Amerika Serikat dan Eropa (Bromley and Newton, 1994 : 27).

Kehadiran Children of God tidak dapat dipisahkan dengan kiprah pendirinya yaitu David Berg  sebagai seorang misionaris dengan pemikiran-pemikirannya yang radikal yang kadang-kadang bersebrangan dengan ajaran gereja pada umumnya. Sebelum membentuk Children of God, ia berkali-kali keluar masuk berbagai kelompok keagamaan.

Awal karir David Berg dimulai dengan menjadi seorang pendeta Christian and Missionary Alliance (C&MA)  pada 1948 di Valley Farms, Arizona, Amerika Serikat. Karirnya di C&MA tidak bertahan lama ia kemudian dikeluarkan dari C&MA pada 1954 (http://religiousmovements.lib/). Alasan dikeluarkannya David berg adalah karena konsep pengajaran dan pelayanannya yang radikal berlawanan dengan kebijakan C&MA di mana ia menuntut setiap pengikutnya untuk menyerahkan diri meninggalkan semuanya, hidup sederhana dan berkorban sepenuhnya untuk melayani Yesus dan hidup dalam commune atau yang dikenal juga dengan sebutan koloni. Cara ini merupakan suatu bentuk pengisolasian bagi para pengikut suatu gerakan sekte keagamaan untuk hidup bersama dan meninggalkan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah keduniawian.

Comunne dalam hal ini merupakan metode yang digunakan oleh banyak gerakan sekte keagamaan untuk mengisolasi para pengikutnya dari dunia luar sehingga mereka hanya menggantungkan dirinya pada pimpinan gerakan keagamaan atau sekte saja. Metode ini kemudian diadopsi oleh gerakan sekte keagamaan COG. Selain digunakan oleh gerakan COG, metode pengisolasian ini juga digunakan oleh beberapa gerakan sekte keagamaan lain seperti Branch Davidian dan Kuil Rakyat di Amerika.

David Berg kemudian bergabung dengan pelayanan Texas Soul Clinic (TSC) pimpinan Pendeta Fred Jordan di Florida pada 1954. Texas Soul Clinic kemudian digunakan sebagai pusat gerakan Children of God selama hampir dua tahun. Namun, tidak lama berselang, pada 1957 ia dikeluarkan dari Texas Soul Clinic. Alasan pengusiran ini dikarenakan berbagai pemberitaan negatif mengenai gerakan Children of God di berbagai media. Setelah dikeluarkannya David Berg dari TSC, ia mulai lebih aktif melayani para hippies. Ia dan beberapa kelompok Injili dan Pentakosta  atau Kharismatik  melakukan misi penginjilan untuk menobatkan para hippies tersebut dan mengembalikan mereka kepada Yesus. Kaum hippies yang menerima misi penginjilan tersebut kemudian dikenal sebagai Jesus Movement atau disebut juga Jesus People (Bromley and Newton, 1994: 25).
 
David Berg dalam hal ini termasuk sebagai pendeta yang melayani Jesus People tersebut, namun berbeda dengan gerakan Evangelical (Injili),   David Berg kemudian “mengawinkan” kebebasan perilaku hippies dengan iman Kristiani. Ia memasukkan budaya hippies yang mempraktekkan seks bebas dan pemberontakan kepada masyarakat itu ke dalam gerakan yang dipimpinnya. Pada 1969 mulai terjadi kristalisasi ajarannya, ia mendirikan gerakan sendiri dengan nama Children of God (COG) dan menekankan kehidupan dalam commune mengadaptasi kehidupan kelompok hippies, namun lebih radikal karena memerintahkan seluruh pengikutnya untuk memutus ikatan dengan orang tua dan segala ikatan organisasi lainnya. Dalam tubuh COG, David Berg mengajarkan Alkitab sesuai faham evangelical namun seperti telah dikatakan sebelumnya, ia mencampurnya dengan pola hidup hippies yang menekankan ayat yang berbunyi: “Dan semua orang yang telah menjadi percaya telah bersatu, segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama” (Kisah Para Rasul, 2001  2:44).

Ayat ini ditafsirkan bukan saja menyangkut penyerahan harta benda tetapi juga penyerahan “tubuh daging” mereka, dari pemahamannya ini dihasilkan ajaran mengenai sexual sharing di mana para anggota commune bebas melakukan hubungan seksual dengan sesama anggota sekalipun hubungan pernikahan tetap diakui. Banyak orang melihat praktek ini sebagai pembenaran akan dosa seksual yang dilakukan David Brandt Berg dengan berpoligami. Untuk memperluas jangkauan pelayanannya, pada 1976 dipopulerkan sebuah metode yang dikenal dengan istilah flirthy fishing  yang dianggap bagian dari ajaran Yesus agar menjadi penjala orang seperti tertulis dalam Injil Matius: “Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”” (Matius, 2001 4:19). Flirty fishing adalah metode menjala dengan lirikan dengan menggunakan seks untuk memperlihatkan kasih Allah dan memenangkan anggota baru untuk mendapatkan dukungan. Praktik ini akhirnya dihentikan pada 1987 (Kent, 2000:56-78).

Dalam metode flirthy fishing, kaum perempuan COG dianjurkan untuk mendekati calon petobat dengan keramahtamahan termasuk daya tarik seks dan hubungan seksual agar mereka tertarik bergabung. Praktek ini memang banyak mendatangkan pengikut baru dan juga mendatangkan pemasukan dana karena sering juga mereka melakukan itu dengan menerima uang untuk mendanai misi mereka.

Children of God merupakan gerakan sekte keagamaan yang menyempal dari ajaran Kristen sebagai bentuk pemberontakan terhadap masyarakat kapitalis yang individualistis, serta melawan budaya yang sudah mapan yang digerakkan oleh seorang tokoh yang sentral yaitu David Berg. Aliran ini mengajak pengikutnya untuk kembali kepada akar ajaran Yesus yang murni dan menganggap ajaran agama selain Kristen adalah sesat. Gerakan ini tumbuh dan melebarkan sayapnya di berbagai negara dengan membawa pesan keselamatan dan milenarianisme.
Dari penjelasan diatas, timbul suatu permasalahan mengenai kehadiran gerakan sekte keagamaan COG yaitu mengapa sebuah gerakan sekte keagamaan COG yang menyimpang dari ajaran gereja pada umumnya, dapat masuk ke Indonesia dan diterima oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Di Indonesia, gerakan sekte keagamaan Children of God masuk melalui kedatangan wisatawan asing ke kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Bali, Ujung Pandang, dan kota-kota lainnya (Pos Kota, 1984, No.12).  Akan tetapi, gerakan sekte COG di Indonesia hanya memfokuskan gerakannya di beberapa kota di Pulau Jawa yaitu Bandung, Jakarta dan Semarang.

Dalam proses penyebarannya, gerakan Children of God menitikberatkan perekrutan anggota dari kalangan remaja baik pria maupun wanita khususnya para pelajar dan mahasiswa yang sedang “kesepian”. Namun dalam perjalanannya, gerakan ini ternyata tidak hanya merangkul para remaja saja, mereka juga merangkul siapa saja yang merasa “kesepian dan merindukan kasih” (Tempo, 1984, No.01:71).

1 komentar:

saiaadalahsaia mengatakan...

om kalu bisa d perpanjang lagi tulisannya...
mantab nih,,,
mun baca ti skripsi maneh kurang sreg uy bahasanya...
hehehehehe

Posting Komentar